The
Ron Clark Story
Tangga
rilis 13 Januari 2006
bercerita tentang pengalaman
nyata seorang guru dengan metode mengajar yang berbeda untuk peserta didik
“pilihan” di sebuah sekolah dasar, New York.
Ron Clark merupakan seorang
guru yang sangat menginspirasi peserta didiknya. Ron Clark atau Mr. Clark
semula menjadi guru selama empat tahun di Snowden Elementary school di Aurora,
North California pada tahun 1994. Ia membuat sekolah dasar tersebut menjadi sekolah
yang mendapatkan nilai kelulusan memuaskan, tetapi akhirnya ia memutuskan untuk
pindah ke New York.
Sesampainya Mr. Clark di New
York, beliau segera mencari sekolah SD untuk dapat mengajar di sana tetapi ia
sempat ditolak. Namun akhirnya beliau menemukan sekolah bernama “Inner Harlem
Elementary School”. beliau diterima di sekolah tersebut tepat ketika guru
sebelmnya keluar dari sekolah tersebut. Guru yang keluar dari SD Harlem tidak
mampu mengatasi peserta didik di sekolah tersebut.
Sebelum beliau mengajar di
kelasnya, terlebih dahulu beliau mengunjungi rumah dan orang tua masing-masing
peserta didikya. Saat mengunjungi mereka satu persatu, beliau menemukan
berbagai kondisi dan latar belakang yang sangat berbeda. Setelah itu Mr. Clark
masuk ke kelas untuk pertama kalinya, dia melihat kondisi peserta didiknya yang
begitu heterogen. Mereka begitu acuh dan sama sekali tidak menghargai
keberadaan guru di dalam kelas. Mr. Clark mencoba untuk menyesuaikan dengan
kondisi peserta didiknya. Selanjutnya, Mr. Clark menerapkan beberapa aturan
dalam kelasnya dan peraturan yang pertama kali harus diterapkan adalah
“menjadikan kelas tersebut sebagai keluarga”.
Mr. Clark sangat menekankan
keberadaan mereka sebagai sebuah keluarga yang harus saling membantu,
menghargai dan menyayangi satu dengan lainnya. Tentu peraturan tersebut tidak
mudah untuk dijalankan. Banyak sekali kebiasaan peserta didik yang sangat
tidak baik, mulai dari kebiasaan mereka yang tidak menghargai kawan maupun
gurunya, berkelahi, dan kenakalan-kenakalan lainnya. Suatu ketika, Mr. Clark
terpancing emosinya di depan kelas karena ulah salah satu peserta didiknya. Ia
membalikkan meja kelas milik Shemika, dan semenjak itu ia merasa sangat
menyesal dan putus asa. Karena banyak sekali tekanan, pergolakkan emosi, dan
sulitnya menghadapi kondisi peserta didik, Mr. Clark merasa putus asa dan
berniat untuk berhenti mengajar di SD Harleem.
Akhirnya beliau mendapatkan
dukungan dan semangat dari wanita yang beliau kagumi yang bernama Maurice, membuktikan bahwa dirinya mampu menaklukkan kondisi
para peserta didiknya yang begitu “berbeda”. Berkat dorongannya itu, akhirnya
Mr. Clark mengurungkan niatnya untuk menyerah dan kembali mengajar di kelas
keesokan harinya. Tetapi kepala sekolah kurang begitu menyukai cara mengajar Mr.
Clark karena Mr. Turner menuntut agar seluruh peserta didiknya bisa lulus ujian
akhir, ia tidak mementingkan metode-metode pengajaran
Mr. Clark ternyata mampu
melihat potensi-potensi kecerdasan dan bakat yang dimiliki oleh para peserta
didiknya. Bahkan suatu ketika, ia sudah mulai mampu membuat pesera didiknya
mulai untuk mencintainya. Dia meluangkan banyak waktunya untuk memberikan
pelajaran tambahan bagi para peserta didiknya secara privat. Sampai akhirnya
beliau terbaring sakit di rumah sakit, tetapi Mr. Clark tetap mengajar dengan
menggunakan rekaman video. Ia tetap amanah untuk menjalankan kewajiban
mengajarnya. Rekaman video yang dibuatnya, dinyalakan di kelas, sehingga
peserta didiknya masih bisa untuk belajar di kelas. Seminggu sebelum Ujian
Nasional.
Ketika hasil telah
diperoleh, pada hari itu Mr. Clark mengundang orang tua peserta didik untuk
menyaksikan pengumuman nilai dari putra-putrinya. Di tengah-tengah acara itu,
Mr. Turner tiba-tiba masuk dan memberikan surat pengumuman. Isi dari surat
tersebut adalah memberitahukan bahwa niai dari salah satu peserta didiknya
merupakan nilai tertingggi dalam Ujian nasional, bahkan nilai rata-rata kelas
itu yang terbaik dan mengalahkan nilai rata-rata kelas unggulan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar