PENGELOLAAN
HUBUNGAN SEKOLAH DENGAN MASYARAKAT
Pengelolaan hubungan sekolah dan masyarakat saat ini
amatlah penting mengingat masyarakat berperan pula sebagai stakeholder
pendidikan. Peran ini akan mempengaruhi maju mundurnya sekolah, kepuasan
pelanggan merupakan kunci keberhasilan dari pengelolaan sebuah sekolah.
A.
Konsep Dasar
Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Secara etimologis, “hubungan masyarakat” diterjemahkan
dari perkataan bahasa Inggris “public relation”, yang berarti hubungan
sekolah dengan masyarakat ialah sebagai hubungan timbal balik antara suatu
organisasi (sekolah) dengan masyarakatnya.
Sekolah mempunyai kewajiban secara legal dan
moral untuk selalu memberikan penerangan kepada masyarakat tentang tujuan-tujuan,
program-program, kebutuhan-kebutuhan dan keadaannya, dan sebaliknya sekolah
harus mengetahui dengan jelas kebutuhan, harapan dan tuntutan masyarakat.
Pengelolaan hubungan sekolah dan masyarakat dikenal pula
dengan istilah “public school relation” yang
berarti hubungan timbal balik antara sekolah dan masyarakat atau lingkungan
terkait.
Terdapat beberapa definisi public school relation atau
hubungan pengeloalaan sekolah dan masyarakat, sebagai berikut :
1.
Ward G. Reeder, menyatakan public school relations are those activities which seek to bring a
harmonious working relationship
between the school and the public which the school serve”
2.
Kindred Lestie, berpendapat bahwa hubungan sekolah dan
masyarakat adalah suatu proses komunikasi antara sekolah dan masyarak untuk
berusaha menanamkan pengertian warga masyarakat tentang kebutuhan dan karya
peendidikan serta pendorong minat dan tanggung jawab masyarakat dalam usaha
memajukan sekolah”
3.
J Mamusung, berpendapat bahwa hubungan sekolah dan
masyarakat adalah aktivitas keterampilan personil sekolah dalam mengungkapkan
cita rasa karsa kedalam kata dan karya kreatif, hasil pemotretan keseluruhan
pengelolaan sekolah untuk disebar luaskan melalui relasi manusia kepada
khalayak terkait, dengan harapan memberikan dukungan yang menguntungkan bagi
kepentingan serta kesuksesan lembaga beserta khalayaknya.
B. Prinsip-prinsip dan Metode dalam Membina
Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Adapun prinsip-prinsip hubungan sekolah
dengan masyarakat dapat dirangkum
sebagai berikut:
1. Kerjasama harus dimodali dengan itikad baik
untuk menciptakan citra baik tentang
pendidikan.
2. Pihak awam dalam berperan serta membantu dan merealisasikan program sekolah, hendaknya menghormati dan
mentaati ketentuan/peraturan yang diberlakukan
di sekolah.
3. Berkaitan dengan prinsip dan teknis edukatif,
sekolahlah yang lebih berkewajiban dan lebih berhak menanganinya.
4. Segala saran yang berkaitan dengan
kepentingan sekolah harus disalurkan melalui
lembaga resmi yang bertanggungjawab dalam melaksanakannya.
5. Partisipasi/peranserta masyarakat tidak saja
dalam bentuk gagasan/usul/saran tetapi
juga berikut organisasi dan kepengurusannya yang dirasakan benar-benar bermanfaat bagi kemajuan sekolah.
6. Peran serta masyarakat tidak dibatasi oleh jenjang sekolah
tertentu, sepanjang tidak mencampuri urusan teknis edukatif/akademis.
7. Peran serta masyarakat akan bersifat
konstruktif, apabila mereka sebagai
awam diberi kesempatan mempelajari
dan memahami permasalahan serta cara pemecahannya bagi kepentingan dan kemajuan sekolah.
8. Supaya sukses dalam “saling berperan serta”, haruslah
dipahami betul nilai, cara kerja dan pola hidup yang ada
dalam masyarakat.
9. Kerjasama harus berkembang secara wajar,
diawali dari yang paling sederhana,
berkembang hingga hal-hal yang lebih besar.
10. Efektivitas keikutsertaan para awam perlu
dibina hingga layak dalam
mengembangkan gagasan/penemuan, saran, kritik sampai pada usaha pemecahan dan pencapaian keberhasilan bagi kemajuan sekolah.
C. Tujuan, Fungsi dan Manfaat Lembaga Sekolah
dan Masyarakat
Elsbree telah mengemukakan tujuan hubungan
sekolah dengan masyarakat sebagai
berikut:
1. Untuk meningkatkan kualitas belajar dan
pertumbuhan anak.
2. Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat akan
pentingnya pendidikan dan meningkatkan
kualitas kehidupan masyarakat.
3. Untuk mengembangkan antusiasme/semangat
saling bantu antara sekolah dengan
masyarakat demi kemajuan kedua belah pihak.
Ketiga tujuan tersebut menggambarkan adanya “two way trafic” atau dua arus komunikasi yang saling timbal balik
antara sekolah dengan masyarakat. Hubungan
sekolah dengan masyarakat akan berjalan dengan baik apabila terjadi kesepakatan antara sekolah dengan masyarakat tentang
“policy” (kebijakan), perencanaan
program dan strategi pelaksanaan
pendidikan di sekolah. Dengan
demikian tidak ada lagi “barrier” atau penghalang dalam
melaksanakan program hubungan sekolah dengan
masyarakat.
Fungsi Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Fungsi Sekolah dalam Masyarakat
1)
Sekolah sebagai lembaga pembaharu
(agent of change), yang
mengintrodaksi perubahan pengetahuan, cara berpikir, pola hidup, kebiasaan dan tata cara pergaulan,
dan sebagainya.
2)
Sekolah sebagai lembaga seleksi
(selecting agency), yang memilih/membeda- bedakan anggota masyarakat menurut
kemampuan dan potensinya dalam memberikan pembinaan sesuai dengan kemampuan
itu, agar setiap individu/anggota masyarakat dapat dikembangkan dan
dimanfaatkan potensinya semaksimal mungkin.
3)
Sekolah sebagai lembaga peningkat
(class leveling agency), yang membantu meningkatkan taraf sosial warga negara
dan dengan demikian mengurangi/menghilangkan perbedaan “kelas” dalam
masyarakat.
4)
Sekolah sebagai lembaga asimilasi
(assimilating agency), yang berusaha mengurangi/menghilangkan
perbedaan-perbedaan atas tradisi, adat dan kebudayaan, sehingga terdapat usaha
penyesuaian diri yang lebih besar dalam persatuan dan kesatuan bangsa.
5)
Sekolah sebagai lembaga
pemeliharaan kelestarian (agent of preservation), yang memelihara dan
meneruskan sifat-sifat budaya yang patut dipelihara dan diteruskan.
Manfaat
Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
a.
Penentuan
sumber dan kebutuhan belajar. Kualitas murid dalam arti bahwa sekolah yang bersangkutan tidak akan kekurangan murid yang meminatinya sehingga dapat memperoleh
murid yang baik serta mampu mempertahankannya untuk tetap mengikuti
pendidikan di sekolah tersebut.
b.
Tersedianya
tempat-tempat penelitian. Untuk mengimbangi teori yang diperoleh di sekolah
diperlukaan praktek lapangan. Untuk mendapatkan praktek ini banyak dijumpai
kesulitan-kesulitan bila ternyata sekolah tersebut kurang mendapat tempat di
hati masyarakatnya. Oleh sebab itu hubungan yang baik dengan masyarakat sangat
diperlukan.
c.
Pemenuhan
sarana dan prasarana. Banyak diantara sekolah-sekolah yang terbentur pada masalah sarana dan prasarana
dalam usaha melayani pendidikan untuk masyarakatnya. Melalui hubungan baik
dengan masyarakat memungkinkan dapat membantu dalam pemecahan masalah tersebut.
d.
Pemenuhan
sumber dana dan daya manusia yang terungkap dalam cipta, rasa, karsa dan
karyanya.
D. Unsur-unsur Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Unsur-unsur yang terlibat dalam hubungan
sekolah dengan masyarakat antara lain:
Sekolah
Sebagai pusat pendidikan formal, sekolah
lahir dan berkembang dari pemikiran efisiensi dan efektivitas pemberian
pendidikan bagi warga masyarakat. Artinya bahwa sekolah sebagai pusat
pendidikan formal merupakan perangkat masyarakat yang diserahi kewajiban
memberikan pendidikan. Sekolah merupakan lembaga sosial yang tumbuh dan
berkembang dari dan untuk masyarakat, oleh karena itu segala bentuk dan tujuan
sekolah kesemuanya harus diarahkan kepada pembentukan corak pribadi dan
kemampuan warga masyarakat sebagaimana menjadi target atau sasaran pendidikan
di masyarakat yang bersangkutan.
Orang tua Murid
Hubungan sekolah dengan orang tua murid
hendaknya dibawa ke dalam hubungan yang konstruktif dengan program di sekolah.
Orang tua tidak dapat terlepas sama sekali dari hubungannya dengan sekolah.
Oleh karena itu hubungan antara keduanya hendaklah dibimbing lebih simpatik,
dan ini adalah merupakan tugas kepala sekolah.
Murid dan Guru
Murid merupakan unsur sekolah yang sangat
penting, begitu juga guru. Tanpa adanya murid, sekolah tidak akan ada. Dia
berasal dari lingkungan masyarakat yaitu keluarga yang memperoleh ilmu
pengetahuan, dan pendidikan dari persekolahan dengan perantaraan guru.
E. Teknik-teknik Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Beberapa teknik yang dapat dilakukan untuk
memberikan gambaran tentang sekolah
yang perlu diketahui masyarakat, antara lain:
Laporan kepada orang tua murid
Laporan ini dapat dilakukan setiap triwulan,
catur wulan, semester, atau tahunan. Laporan tersebut tidak hanya
berupa angka-angka, akan tetapi menyangkut informasi
yang bersifat diagnostik, artinya dalam laporan tersebut dicantumkan pula
kelebihan dan kelemahan peserta didik.
Buletin sekolah
Buletin ini berisi kegiatan-kegiatan sekolah,
artikel guru dan murid, pengumuman-pengumuman sekolah, dan lain-lain.
Surat kabar
Isinya menyangkut segala aspek yang menunjang
kesuksesan program pendidikan.
Pameran sekolah
Merupakan metode untuk memberikan gambaran
tentang keadaan sekolah dengan
berbagai aktivitasnya.
Open House
Untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat
mengetahui sekolah serta
mengobservasi kegiatan dan hasil kerja murid dan guru sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
Kunjungan ke sekolah (school visitation)
Teknik memberikan kesempatan kepada orang tua
murid untuk melihat kegiatan murid,
keadaan sekolah pada saat pelajaran berlangsung.
Kunjungan ke rumah murid (home visitation)
Dilakukan untuk melihat latar belakang
kehidupan murid, disamping mempererat
hubungan antara sekolah dengan orang tua murid.
Melalui
penjelasan oleh staf sekolah
Kepala sekolah hendaknya berusaha agar semua personil sekolah turut aktif mengambil bagian dalam mensukseskan
hubungan sekolah dengan masyarakat. Para
personil sekolah dapat memberikan penjelasan kepada masyarakat tentang kebijakan- kebijakan, program-program
organisasi sekolah.
Gambaran
keadaan sekolah melalui murid
Murid dapat juga
didorong untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang keadaan sekolah. Jangan sampai murid
menyebarluaskan isu-isu yang tidak baik
mengenai sekolah kepada masyarakat.
Melalui
radio dan televisi
Radio dan televisi memiliki daya kuat untuk
menyebarkan pengaruh melalui
informasi yang disiarkannya. Radio dan televisi cepat sekali membentuk “public opinion” yang sangat dibutuhkan dalam
program hubungan sekolah dengan masyarakat
ini.
Melalui radio dan televisi, masyarakat akan
lebih mengenal situasi dan perkembangan
sekolah. Melalui radio dan televisi sekolah dapat menyampaikan berita-berita dan pengumuman-pengumuman yang berkaitan
dengan penyelenggaraan pendidikan,
termasuk apabila ada permohonan sumbangan dari pihak sekolah. Hal ini untuk menghindari kesalahan penyampaian
informasi yang sering dilakukan oleh anak-anak
kepada orang tuanya, bahkan anak minta iuran yang sebenarnya tidak ditarik oleh sekolah.
Laporan tahunan
Laporan tahunan disusun oleh kepala sekolah
untuk memberikan kepada Pengawas
sekolah atau kepala Kantor
Departemen atau kepada atasannya. Kepala sekolah dapat menugaskan kepada stafnya atau langsung dia sendiri
memberi informasi ini kepada
masyarakat. Isi informasi tersebut berkenaan dengan isi laporan tahunan itu.
Isi laporan tahunan tersebut antara
lain mencakup kegiatan yang telah dilakukan,
kurikulum, personalia, anggaran dan situasi dan kondisi murid.
F.
Pemberdayaan
Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Seperti telah diuraikan pada fungsi
masyarakat terhadap sekolah, maka berikut ini akan memperjelas pemahaman tentang
sumber-sumber yang dapat digali dari pihak
masyarakat, antara lain:
1. Sumber Manusiawi
Orang-orang terkemuka/berpengaruh,
cendikiawan, para ahli dengan keterampilan
tertentu, orang dermawan dan sosiawan, dan sebaginya yang dapat memberikan bantuan/partisipasinya dalam
proses pendidikan di sekolah.
2. Sumber Sosial
Berupa kelompok, organisasi, baik formal
maupun informal dengan berbagai
norma, peraturan kebiasaan-kebiasaan yang turut mempengaruhi proses pendidikan di sekolah.
3. Sumber Kebudayaan dan Agama
Dengan berbagai nilai hidup dan kehidupan,
tradisi, ajaran, serta kebudayaan dan
kesenian yang turut membina dan memperkaya pendidikan
di
sekolah.
4. Sumber Lingkungan Fisik
Keadaan alam dengan segala kekayaannya yang dapat
dimanfaatkan dalam pendidikan di sekolah.
5. Sumber Materi Keuangan
Yang datangnya secara formal dari pemerintah
dan secara informal dari pihak-
pihak lain dalam masyarakat.
Partisipasi
Masyarakat
Berkomunikasi sampai menimbulkan relasi, akhirnya diharapkan dapat membina partisipasi masyarakat.
Dengan
partisipasi dimaksudkan bukan hanya “pasif”-yang tidak menolak suatu gagasan
atau ajakan, tetapi harus “aktif” menerima gagasan dan ajakan itu, dan berusaha
mensukseskannya.
Sumbangan dalam partisipasi dapat diperinci menurut jenisnya
sebagai berikut:
1. Partisipasi buah pikiran/ide
Sumbangan pikiran, pengalaman dan
pengetahuan, yang diberikan dalam
pertemuan, diskusi, rapat, dan sebagainya sehingga menghasilkan suatu keputusan.
2. Partisipasi tenaga
Dengan memberikan tenaga (dan waktu) untuk
menghasilkan sesuatu yang telah
diputuskan.
3. Partisipasi keahlian/keterampilan
Dimana seseorang bertindak sebagai ahli,
penasehat, resources, dan sebagainya.
Yang diperlukan dalam kegiatan pendidikan di
sekolah.
4. Partisipasi harta benda
Berupa iuran atau sumbangan, baik dalam
bentuk benda atau uang, secara tetap
atau insidental.
Ada beberapa
prasyarat untuk dapat menciptakan partisipasi,
yaitu:
Adanya
rasa senasib-sepenanggungan: bahwa maju mundurnya sekolah berarti maju
mundurnya masyarakat.
Keterikatan terhadap
tujuan: bahwa tujuan
pendidikan di sekolah
adalah tujuan masyarakat di mana
sekolah itu berada.
Adanya
prakarsawan: diperlukan kepemimpinan, baik dari pihak masyarakat maupun dari pihak
profesional, yang dapat menimbulkan motivasi untuk bekerjasama.
Adanya iklim (suasana/situasi) yang baik: hubungan
antar anggota msyarakat yang
penuh toleransi, tenggang rasa, harga menghargai, tidak ada curiga mencurigai,
iri hati, dan sebagainya.
Usaha Mengenal Masyarakat
Sebelum sampai ketaraf kerjasama, dan
mengajak masyarakat berpartisipasi dalam
kegiatan sekolah diperlukan persiapan-persiapan yang mendalam, terutama usaha-usaha untuk mengenal masyarakat.
Bukan saja masyarakat harus mengenal sekolahnya, tetapi juga (bahkan sangat perlu) sekolah harus mengetahui
opini-opini yang ada dalam
masyarakat, mengetahui sikapnya terhadap pendidikan, mengetahui sumber-sumber pengaruh yang dapat mengubah
pendapat umum terhadap sekolah, dan sebagainya.
Seperti biasanya dilakukan survey terlebih
dahulu “ a sosiological survey is the method of obtaining information on
life within the geographical area served by
the school” (L.W. Kindred, 1957:39).
Hal-hal yang perlu diteliti untuk diketahui,
ialah yang secara langsung atau tidak
langsung dapat dimanfaatkan oleh sekolah untuk membina hubungan sekolah dengan masyarakat, yaitu:
1.
Karakteristik
populasi: jumlah, kelamin, distribusi umur, jumlah dan batas-batas umur-sekolah, pekerjaan, dan sebagainya.
2. Ekonomi: income, sumber-sumber penghasilan, distribusi kekayaan, jumlah/presentase penganggur/yang bekerja,
dan sebagainya.
3.
Organisasi-organisasi:
formal, informal, organisasi sosial, organisasi keagamaan, dan hubungan antara organisasi-organisasi.
4.
Saluran-saluran
komunikasi: saluran vertikal, horizontal baik formal maupun informal.
5.
Kepemimpinan
yang memegang peranan dalam masyarakat: formal, informal, perorangan atau lembaga.
6.
Kegiatan-kegiatan
masyarakat: terutama dalam bidang pendidikan.
7.
Tenaga Kependidikan di masyarakat.
Untuk memperoleh informasi yang diperlukan
dari sumber-sumber informasi di atas
dapat dilakukan dengan cara: interview, mengadakan angket/questionaire, mempelajari
dokumen/catatan, dan membentuk advisory commitees (Panitia Penasehat) yang terdiri dari orang-orang
di luar pendidikan.
Data hasil survey itu, setelah disusun dan
dianalisa, akan cukup memberikan keterangan
mengenai masyarakat, sehingga lebih mudah untuk dihubungi dan diajak berpartisipasi dalam usaha-usaha
pendidikan di seklah yang dirasakan semakin penting dalam membantu kemajuan dunia pendidikan modern dewasa ini.