Kurikulum adalah suatu sistem yang mempunyai
komponen-komponen yang saling berkaitan erat dan menunjang satu sama lain.
Komponen-komponen kurikulum tersebut terdiri dari tujuan, materi pembelajaran,
metode, dan evaluasi. Dalam bentuk sistem ini kurikulum akan berjalan menuju
suatu tujuan pendidikan dengan adanya saling kerja sama di antara seluruh
subsistemnya. Apabila salah satu dari variabel kurikulum tidak berfungsi dengan
baik, maka sistem kurikulum akan berjalan kurang baik dan maksimal.
Secara etimologis, istilah kurikulum berasal dari
bahasa yunani, yaitu curir yang artinya “pelari” dan curere yang berarti
“tempat berpacu”. Istilah kurikulum berasal dari dunia olah raga, terutama
dalam bidang atletik pada zaman romawi kuno. Dalam bahasa prancis, istilah
kurikulum berasal dari kata courier yang berarti berlari (to run). Kurikulum
berarti suatu jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari dari garis start
sampai dengan finish untuk memperoleh medali atau penghargaan (Zainal Arifin,
2011: 2).
UU. No.
20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa, kurikulum
adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu.
Ruang lingkup
manajemen kurikulum
Manajemen kurikulum merupakan bagian integral dari
kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dan Manajemen Berbasis Sekolah
(MBS). Lingkup manajemen kurikulum meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan evaluasi kurikulum. Pada tingkat satuan pendidikan kegiatan
kurikulum lebih mengutamakan untuk merealisasikan dan merelevansikan antara
kurikulum nasional (standar kompetensi/kompetensi dasar) dengan kebutuhan
daerah dan kondisi sekolah yang bersangkutan, sehingga kurikulum tersebut
merupakan kurikulum yang integritas dengan peserta didik maupun dengan
lingkungan dimana sekolah itu berada.
Prinsip pelaksanaan
manajemen kurikulum
Terdapat lima prinsip yang harus diperhatikan dalam
melaksanakan manajemen kurikulum, yaitu:
a)
Produktivitas, hasil yang akan diperoleh dalam
kegiatan kurikulum merupakan aspek yang harus dipertimbangkan dalam manajemen
kurikulum. Pertimbangan bagaimana agar peserta didik dapat mencapai hasil
belajar sesuai dengan tujuan kurikulum harus menjadi sasaran dalam manajemen
kurikulum.
b)
Demokratisasi, pelaksanaan manajemen kurikulum
harus berasaskan demokrasi, yang menempatkan pengelola, pelaksana dan subjek
didik pada posisi yang seharusnya dalam melaksanakan tugas dengan penuh
tanggung jawab untuk mencapai tujuan kurikulum
c)
Kooperatif, untuk memperoleh hasil yang
diharapkan dalam kegiatan manajemen kurikulum, perlu adanya kerja sama yang
positif dari berbagai pihak yang terlibat.
d)
Efektivitas dan efisiensi, rangkaian kegiatan
manajemen kurikulum harus mempertimbngkan efektivitas dan efisiensi untuk
mencapai tujuan kurikulum sehingga kegiatan manajemen kurukulum tersebut
sehingga memberikan hasil yang berguna dengan biaya, tenaga, dan waktu yang
relative singkat.
e)
Mengarahkan visi, misi dan tujuan yang
ditetapkan dalam kurikulum, proses manajemen kurikulum harus dapat memperkuat
dan mengarahkan visi, misi, dan tujuan kurikulum (Rusman, 2009: 4).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar